6 tahun telah berlalu, namun luka masih menyakitkan bagi keluarga siswa yang menjadi korban tragedi Kapal Sewol.
15 April adalah hari pemilihan untuk Kongres ke-21 Korea, tetapi sehari setelahnya adalah peringatan keenam insiden mengerikan ini. Pernyataan publik pertama Presiden Moon, bukan tentang kemenangan dalam pemilihan, melainkan untuk menghibur korban dan keluarga mereka.
Sumber: Reuters
Pada 16 April 2014, Kapal Sewol, yang dipenuhi dengan siswa Sekolah Menengah Danwon, mengalami kecelakaan dalam perjalanannya dari Incheon ke Pulau Jeju. Lebih dari 300 korban, termasuk 250 siswa, tenggelam dan banyak dari mereka masih belum ditemukan.
Sumber: NEWSIS
Presiden Moon mengeluarkan pernyataan pada pagi hari, bukan untuk mengucapkan selamat atas kemenangan pemilihan, tetapi untuk mengungkapkan kesedihannya kepada korban, dan orang-orang yang masih terluka. Berikut adalah cuplikannya :
╔
……Kita hidup di zaman yang membutuhkan simpati lebih dari sebelumnya, dan hari ini adalah ulang tahun ke-6 dari tragedi Sewol. Kita telah menangis bersama, dan bertanggung jawab bersama. Kita telah belajar seberapa dalamnya kita terhubung melalui kejadian tragis tersebut.
Once again, we overcome COVID-19 through mutual trust and dependency. We all wear masks, maintain social distance, and self-quarantine so as not to endanger our loved ones.
Kita telah belajar banyak pelajaran dari tragedi Sewol untuk mengatasi virus tersebut. Ingatlah anak-anak yang telah meninggalkan tanggung jawab sosial sebagai warisan mereka. Kita sangat berterima kasih kepada masyarakat.
╝

Di samping terus mengejar kebenaran bencana, pemerintah telah membangun taman peringatan untuk 16 April, dan Pusat Kesehatan Mental Nasional Ansan agar tidak melupakan tragedi, dan membantu keluarga korban.
Pernyataan itu juga menyebutkan kedua orang tua yang telah melakukan bunuh diri, dan menjadikan negara ini tempat yang aman agar tidak kehilangan siapapun lagi.
2019 Hari Peringatan (Sumber: NEWSIS)
Setiap tahun, ada pertemuan peringatan di depan Gwanghwamun sampai tahun ini. Sebagian besar kelompok agama telah mengubah pertemuan menjadi peringatan online.
Sumber:SBS
Upacara wisuda tahun lalu untuk mengenang 250 siswa yang meninggal sangat emosional. Jika tidak ada kecelakaan, para siswa masih akan hidup bersama kita sebagai mahasiswa universitas, rekan kerja, dan banyak lagi.

